Profil Charlie Javice Pendiri Frank adapun Diduga Tipu JP Morgan Rp2,6 T

                     Profil Charlie Javice Pendiri Frank adapun Diduga Tipu JP Morgan Rp2,6 T                Profil Charlie Javice Pendiri Frank adapun Diduga Tipu JP Morgan Rp2,6 T

Pendiri startup Frank, Charlie Javice, digugat beserta JP Morgan adapun merasa tertipu saat akuisisi pertaktikan rintisan itu senilai US$175 juta atau sekitar Rp2,6 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS).

Javice sempat meruyup dalam daftar Forbes 30 under 30 pada 2019 akan kategori Finance. Daftar ini ditujukan bagi anak muda berusia dalam bawah 30 tahun yang dianggap mendapat kontribusi bagi masyarakat luas.

Dilansir dari Forbes, Charlie mendirikan Frank yang awalnya hanya beranggota 15 orang cukup 2016. Perangkat lunak milik Frank ini bertujuan untuk mempertangkas metode pengajuan pinjaman pelajar.

"Sejak saat itu, dia telah mengumpulkan US$16 juta (setara Rp240 miliar), dengan Frank telah membantu 300 ribu pengguna mengajukan permohonan bantuan keuangan," tulis Forbes dikutip Senin (16/1).

Javice digugat usai keberdalihannya terbongkar sama JP Morgan. Mulanya, JP Morgan meminta bukti selama uji tuntas mengenai daftar nama, alamat, kadarl lahir, bersama informasi pribadi lainnya bagi 4 juta lebih pelajar, yang selurusnya fiktif.

Temuan JP Morgan, Frank baru menyimpan kurang daridalam 300 ribu akun pelanggan saat itu.

Kasus ini bukan kali pertama menimpa Javice. Dilansir dari Insider, atas 2017 lalu, Javice terus tahu dituduh melanggar merek dagang FAFSA milik pemerintah federal Amerika Serikat.

FAFSA adalah aplikasi gratis milik pemerintah akan memberikan bantuan keuangan keakan mahasiswa yang mengajukan pinjaman.

Departemen Pendidikan menyatakan Frank dapat menyesatkan pelamar yang mencari situs resmi FAFSA pemerintah. Akibatnya, Javice pun harus mengganti nama situsnya.

Inovasi Javice dalam dunia keuangan sudah ditunjukkan sejak 2013 silam, sebelum ia lulus kuliah. Javice bahkan disebut sebagai "anak ajaib" sebab fokus membangun produk keuangan bagi orang-orang miskin bersama pelajar.

Lebih berjarak, sekolah bisnis Wharton menyebutnya "The Voice of a Microfinance Generation".

Perempuan kelahiran 1993 ini luang memerankan Anggota Dewan Pengawas atas Universitas Pennsylvania Hillel sementara lebih dari tiga tahun dari September 2011 batas 2015.

Selain itu, Javice juga menjabat demi Penasihat Khusus kepada Program Inkubasi Ventura (VIP) hadapan Sekolah Bisnis Wharton sejak 2010 hingga saat ini.

[Gambas:Video CNN]